Suka-duka
Kehamilan dan Kelahiran Anak Pertama
Bismillah
Allohumma
Shalli ala Muhammad, Amma ba’d
Assalamu’alaikum?
Kali
ini aku ingin menceritakan sedikit awal kehamilan sampai akhir persalinanku,
yang penuh dengan pertolongan Alloh, yang sampai sekarang aku masih heran,
masya Alloh “kok bisa ya?”
Tapi
sebelumnya aku minta maaf, inysa Alloh di sini aku tidak berniat pamer apalagi
sombong. Aku hanya ingin berbagi cerita dan mengajak untuk meningkatkan taqwa
Hari
itu tanggal 3 Mei 2018 aku resmi menjadi istri dari seorang ikhwan sholeh yang
hanya memilki perbedaan umur 1 tahun denganku. Semua pasangan yang baru menikah
pasti ingin segera memiliki keturunan.
Tapi
setelah satu bulan menikah aku mengalami sakit saat buang air kecil. Sehingga
kami perlu pergi ke dokter. Aku melakukan rontgen ginjal untuk melihat
penyakitku lebih detail. Kata dokter aku terkena infeksi saluran kemih sehingga
belum dapat hamil dan harus melakukan proses penyembuhan. Padahal aku ingin
segera hamil.
Aku
tunggu bulan kedua bulan ketiga belum juga hamil. Dalam hati hawatir karena aku
adalah penyuka kucing, ada rasa takut kucing bisa menjadi penghalang aku hamil,
karena kucing memiliki kemungkinan toksoplasma, tapi jangan mengkambinghitamkan
kucing, Karena yang berkehendak atas segala sesuatu adalah Alloh. Yang suka
kucing belum tentu tidak bisa hamil begitupun yang tidak suka kucing belum
tentu bisa hamil semuanya adalah Qadarullah.
Alhamdulillah setelah proses penyembuhan ISK-ku 17 juli
2018 ternyata adalah haid terakhirku, aku tidak langsung testpack karena
takut kecewa sehingga aku menunggu hingga satu bulan. Bulan agustus aku coba testpack
karena haid belum juga datang, Alhamdulillah wa syukurilah testpack
menunjukkan garis 2, seketika langsung kupeluk suami.
dan
memang benar setelah ke dokter di usg sudah terlihat kantung janin, masha Alloh
terimakasih atas amanahmu ya Alloh. Aku akan menjadi seorang umi, apakah aku
mampu? Tapi aku percaya Alloh memberikan suatu amanah kepada hambanya karena Alloh
tahu ia mampu.
Awal Kehamilan
Hari
demi hari aku mulai merasakan mual, tidak suka mencium bau nasi matang, aku
hanya suka makan sereal dan pisang keju. Karena nasi tidak bisa masuk aku coba
ganti dengan kentang dan umbi-umbian, walau sedikit tapi Alhamdulillah aku mau
makan. Akhirnya masa-masa mual berakhir,
aku khawatir
karena sudah 5 bulan perutku masih imut-imut tapi setiap kontrol (aku kontrol 1
bulan sekali), dokter selalu bilang semua baik-baik saja dan pertumbuhan bayiku
semuanya normal. Aku tidak sabar untuk usg di usia 5 bulan karena jujur aku
sangat ingin memiliki bayi perempuan agar aku bisa membeli segala perlengkapan
serba pink. Tapi ternyata hasil usg menyatakan bahwa bayiku laki-laki Alloh
ternyata mengabulkan doa suamiku. Karena yang ingin anak laki-laki adalah
suami. Alhamdulillah.. aku tetap bersyukur laki-laki atau perempuan yang
penting sehat dan normal segala sesuatunya.
Selama
hamil dari 0w-37w aku masih bekerja, naik motor, beraktifitas seperti biasa.
Hamil ataupun tidak hamil aktifitasku sama tidak ada yang berkurang.
Alhgamdulillah Alloh memberikan badan yang kuat, sehat. Aku termasuk yang tidak
manja saat hamil karena di 37w aku masih pakai motor. Nafsu makanku mulai
kembali di TM 2 bahkan lebih banyak lagi, aku makan semua makanan kecuali mie
instan dan makanan-makanan yang mengandung MSG. Aku sangat menghindari makanan
tsb.
Hamil
membuat hati ini senang tapi tak tenang juga karena kekhawatiran akan proses
melahirkan. untuk membuat hati tenang aku memperbanyak shalat dari shalat
wajib, sunah, mengaji aku lakukan.
Bulan
demi bulan perut buncitku mulai terlihat tapi semua tetanggaku mengetahuinya
ketika usia kehamilanku sudah jalan 8 bulan karena begitu imutnya perutku dan
tidak ada perubahan signifikan, karena apa yang aku makan semua masuk ke
janinku.
Semakin
besar perut berarti semakin lincah gerakan bayiku. mashaAlloh begitu indah
gerakannya di kanan di kiri di tengah dari kedutan, kemudian tendangan kecil
menjadi tendangan lebih besar sampai sampai terasa sakit mashaAlloh kuasaMu ya Alloh.
Masa-masa
tersulit adalah saat usia kehamilan TM 1 karena sulit masuk makanan, tapi
setelah melewati masa tsb semuanya indah makan enak, aktifitaspun seperti
sedang tidak hamil aku sering naik turun tangga karena kamarku di lantai 2.
Akhir
masa kehamilan membuat hati tak tenang dan gelisah tapi suami/abi selalu
menyemangati dan pernah ia menceritakan proses melahirkan istri temannya begitu
mudah dan cepat bahkan di kehamilan kedua dan ketiga, melahirkannya hanya
dengan bantuan suaminya karena nakesnya telat datang. Datang ketika bayi sudah
lahir. Ternyata mengapa bisa semudah itu tispnya adalah PERBANYAK SHALAT, mashaAlloh.
Dan aku
pun semakin semangat untuk memperbanyak shalat. Tidak hanya shalat wajib 5
waktu, tapi ditambah shalat-shalat sunnah. Seperti sunnah Qabliyah-ba’diyyah,
duha, fajar. Dan yang paling aku andalkan setelah shalat wajib, adalah shalat
tahajud. Biarpun terasa sangat berat, di tengah malam harus terbangun. Tapi
Alhamdulillah, aku dikaruniai suami yang shaleh, yang sering membangunkanku
untuk tahajud. Kadang suami setelah tahajud membangunkanku, kadang kita juga
tahajud bareng. Kadang juga aku tahajud sendiri, sedangkan suami tidur lelap
karena kelelahan. Tapi yang jelas, saat tahajud lah dimana aku paling berharap
kepada Alloh tentang kehamilan, kelahiran dan bagaimana anakku.
Ibuku
mempunyai keinginan agar cucunya menjadi penghafal qur’an, sampai-sampai ibu
membelikanku Mp3 Al qur’an. Ditambah lagi aku mendengarkan ceramah Ustadz Adi
Hidayat (barakAllohu fih), bahwa jika ingin mempunyai anak penghafal qur’an,
dengarkan kepada anak suara mp3 Al qur’an setiap hari, bahkan sejak masih
janin. Suami pun punya semangat seperti itu, sehingga setiap hari suara al
qur’an dilantunkan untuk janinku.
Tidak
Cuma mp3, aku juga jadi semakin semangat membaca al qur’an, begitu pula suami.
Bahkan sering suami yang mengingatkanku untuk membaca.
Pada
masa akhir kehamilanku usia kandungan 7 bulan posisi bayiku masih sungsang
sehingga dokter menyarankan agar memperbanyak gerakan medis, seperti sujud gitu.
Tapi kembali lagi seperti di atas, aku mengikuti perintah dokter, tapi aku
semakin mendekat ke Alloh dengan memperbanyak sujud/shalat. Alhamdulillah
dengan cara itu tak lama kemudian, kepala bayiku sudah di bawah.
Masih
ada kehawatiran lain saat aku control untuk yang terakhir kali di usia
kehamilan 39 minggu bayiku belum masuk panggul, karena ini aku belum merasakan
kontraksi sekalipun kontraksi palsu.
Dokter bilang aku diberi waktu 7 hari dari due datenya 24 april 2019 untuk
melakukan treatment agar bayi masuk panggul dengan cara berjalan setiap hari
selama 1 jam, kalau dalam waktu tersebut bayik belum masuk panggul dokter akan
melakukan operasi karena air ketubanku sudah semakin sedikit. Tapi suami selalu
menenangkankanku dengan berkata “tenang aja, insya Alloh lahiranya normal. Kan
ada Alloh”. Aku pun sedikit lega, tapi sebenarnya aku semakin cemas, tapi aku
menuruti suami, justru saat –saat seperti itu harus semakin mendekat kepada Alloh
dengan memperbanyak doa.
Dari 3
bulan terakhir suami sudah punya firasat bahwa bayiku akan lahir 19 april 2019.
Karena batas waktu melahirkan bisa sampai 40 pekan, aku segera pergi ke
nakes/bidan supaya bisa lebih tenang dan curhat tentang ini. Bidan pun
menyarankan hal yang lebih keras lagi yaitu squat 300x dan jalan cepat/lari 3
jam setiap hari, tapi kata bidan kalau tidak kuat segini sebisanya saja, tapi
kalau bisa seperti yg disarankan prosesnnya akan lebih cepat. Dalam waktu 7
hari aku berusaha keras tapi sayang sekali aku hanya mampu melakukan jalan
cepat 1.5 jam dan squat 150x itupun sudah membuat aku sakit badan dan kaki
pegal-pegal sungguh sangat melelahkan.
Semakin
khawatir perasaan ini karena sudah mendekati due date tapi belum ada
tanda-tanda yang cukup intens . Tapi suamiku dengan yakin berkata “Insya Alloh
akan lahir 19 April agar 18 April abi bisa pulang cimahi nemenin umi lahiran
(karena Alhamdulillah suami lolos CPNS 2018, dan ditugaskan di Banyumas, Jawa
Tengah).
Detik-detik Kelahiran
QadarAlloh
beberapa hari tersisa aku sudah mulai merasakan kontraksi-kontraksi palsu. Pagi
itu tanggal 17 april 2019 aku tidak melakukan olahraga itu karena kaki sudah
benar-benar sakit, tapi aku coba paksakan untuk berjalan pelan saja dari rumah
ke pasar. Hari itu aku dapat WA kalau suami tidak bisa menemani proses
persalinanku dengan alasan yang mencurigakan. Padahal ia sakit parah (gejala tipes)
ia tidak mau membenani pikiranku yang sedang galau juga karena bayi yang belum
masuk panggul.
Esok
harinya 18 april 2019 aku mulai merasakan gelombang cinta dari pagi hingga sore
tapi tidak terlalu intens. Malam hari pukul 7 sudah mulai intens dan punggung
mulai panas. Luar biasa nikmat gelombang cinta ini ya Alloh. Punggungku
diusap-usap oleh ibuku lumayan mengurangi rasa sakit kontraksi.
Dari
sore hari aku sudah menghubungi bidan tempat aku konsultasi. Kata bidan lahiran
masih lama karena gelombang cinta belum intens 3 menit sekali bidan bilang
masih jauh dari lahiran. SubhanAlloh ternyata pukul 21.00 semakin sakit, saat
itu sudah keluar flek. Salah satu tanda aku akan melahirkan hari ini.
Aku langsung
menghubungi bidan yang sudah sering aku konsultasi dengannya sebab ia sangat
pro dengan persalinan gentle birth. Proses persalinan yang aku inginkan
tanpa intervensi, penuh kesabaran, dan ketenangan.
QadarAlloh
aku belum berjodoh dengan beliau sebab beliau juga baru saja melahirkan dan
saat itu beliau sedang di rumah orang tuanya. Sehingga akupun harus mencari
bidan lain. Sebenarnya bidan sebelumnya sudah merekomendasikan temannya untuk
membantu proses persalinanku, hanya aku ingin bersalin di second opinion
ku yaitu tempat persalinan daerah cigugur.
Aku
langsung pesan grab, naik grab dengan ibu dan ayahku menyusul menggunakan motor
di belakang. Ujian datang lagi, bidan disana ternyata sedang keluar tempatnya
kosong memang hari itu seingatku adalah tanggal merah. Kehawatiran semakin
memuncak dan kontraksiku semakin sakit. ibuku yang membawa tas ikut khawatir
sambil lari-lari mencari kendaraan, posisinya itu malam hari sehingga sulit
sekali mencari angkutan di daerah itu.
Aku
berdoa ya Alloh jangan sekarang ya Alloh mudahkan aku mencari tempat
bersalin. Alloh masih memberikan jalan karena ayahku mengikuti kami dengan
motor. Sehingga aku bisa naik motor dengan ayah untuk mencari tempat bersalin
di daerah itu. Alhamdulillah tidak jauh dari bidan itu kami menemukan bidan
lain, tapi ternyata ada tulisan di depannya “emergency harus janjian dahulu”.
Makanya walau di bel berkali-kali bidan tidak mau menangani. Semakin semakin
nyeri kontraksi ini ya Alloh rasanya aku sudah tidak bisa menahan.
Alhamdulillah,
pertolongan Alloh masih datang kepadaku, di depan bidan itu ada penjual nasi
goreng. Seorang lelaki muda memberikan pertolongan ia berkata “kasian
tetehnya ayo saya antarkan ke tempat keponakan saya waktu ia melahirkan,
bidannya 24 jam”. Dengan cepat kami pergi ke bidan tersebut, ibuku
dibonceng lelaki muda itu, dan aku dibonceng ayahku. Ternyata bidannya cukup
jauh, di perjalanan kontraksiku semakin luar biasa, ditambah jalan cigugur yang
banyak polisi tidur dan berlubang juga, aku menggenggam erat pundak ayahku.
Ayah bertanya “sakit ya put, gimana atuh put gimana”. “ya sakit banget pak
udah gak kuat jauh banget ini”.
Alhamdulillah
setelah 10 menit tepat pukul 23.00 aku sampai di bidan aku tergolek lemas di
bawah menahan sakitnya kontraksi. Diketuk-ketuklah rumah bidan itu,
Alhamdulillah ada yang menjawab aku segera dibawa ke ruang persalinan. Semua
dipersiapkan dan aku di cek pembukaan, setelah di cek aku sudah pembukaan 8.
mashaAlloh
ternyata perasaan sakit di perjalanan itu sedang proses pembukaan, proses
pembukaan yang cukup cepat. Pukul 23.15 bidan sudah memberikan aba-aba agar aku
mengejan, disampingku ada ibuku yang tak henti-hentinya bershalawat. “Allohumashalli
ala Muhammad 5x, ayo put, bismillah. Alhamdulillahirabbil alamin
ALLOHU
AKBAR hanya beberapa kali mengejan seorang bayi mungil lahir dari rahimku pukul
23.30 mashaAlloh 15 menit saja proses mengejannya, suara tangisannya sangat
keras. Bidan langsung menaruh bayi itu di dadaku IMD (inisiasi menyusui dini)
selama 1 jam. Kemudian bidan mengeluarkan plasenta dengan memijat mijat
perutku.
Alhamdulillah
aku hanya dijait 4 jaitan karena tidak di episiotomy, robekannya robekan alami.
Segera aku kabari suami bahwa aku sudah melahirkan sesuai prediksinya, sampai
hari itu aku belum tau siapa nama anak ini. Karena memang abinya yang kasih
nama.
Abinya
tau kalo kasih nama bersama denganku pasti namanya akan panjang 3 suku kata
minimal. Abinya memang ingin nama anak-anak kami hanya satu kata saja. MashaAlloh
lagi, aku ditolong oleh bidan yang ternyata ibunya temanku di SMA. Aku bisa
melahirkan normal bukan melahirkan operasi seperti prediksi dokter. Jujur dari
awal aku memang tidak mau operasi karena operasi bisa membatasi jumlah anak.
Makanya aku sangat berusaha untuk lahiran normal apapun yang terjadi. Dokter
bukan Alloh, semuanya bisa dengan mudah diubah oleh Alloh.
Perjalanan
melahirkan ini membuat aku bersyukur karena merasakan pembukaan yang sakitnya
tidak sakit sakit amat. Sampai saat ini aku masih bertanya Tanya, Subhanalloh “ternyata
melahirkan sakitnya gak sakit sakit amat” seperti yang diceritakan
orang-orang sakit banget, bahkan membutuhkan proses berjam-jam.
Karena
proses melahirkan seperti ini aku semakin yakin untuk hamil lagi dan ingin
merasakan proses melahirkan yang seindah itu. Orang-orang yang dekat denganku
pasti sudah tahu aku dari SMA sudah bercita-cita memiliki banyak anak. 7, 11,
atau 21, insyaAlloh.
Tipsku
jangan lupa ketika hamil perbanyaklah shalat (tahajud, dhuha, qabliyah,
badiyah, dll), dzikir, shalawat, mengaji.
Kalau
bisa (dan harus dipaksakan bisa), mendekat dan melibatkan Alloh dari awal
kehamilan, bahkan dari awal pernikahan, bahkan dalam proses pencarian pasangan.
Usahakan sungguh-sungguh melibatkan Alloh, terutama usia 9 bulan karena tidak
ada haid yang menganggu walau memang ketika hamil tingkat kemalasannya
meningkat 2x lipat tapi tetap harus dipaksakan. Insya Alloh pertolongan Alloh
itu sangat dekat mashaAlloh.. Allohu Akbar.
Selanjutnya
aku mohon doanya, agar kami menjadi keluarga sakinah mawaddah wa rahmah, dan anakku
yang sekarang dinamai ABDURRAHMAN kelak menjadi pemuda shaleh yang se-shaleh
dan sekaya Sahabat Rasulullah shallAllohu ‘alaihi wa sallam yaitu
Abdurrahman bin Auf
Terkahir…
aku doakan kalian
Ya
Alloh, ampunilah semua dosa-dosa saudara kami yang seiman dan seislam
Mereka
yang belum menikah, pertemukanlah dengan pasangan yang akan membawa ke Jalan-Mu
Mereka
yang sudah menikah, karuniakanlah kehamilan yang mudah dan sehat.
Mereka
yang sudah hamil, sehatkan badanya dan janinnya. Dan mudahkan mereka dalam melahirkan
anaknya. Jadikan rasa sakitnya sebagai penghapus segala dosa-dosanya.
Mereka
yang sudah melahirkan, jadikanlah anak-anaknya menjadi anak yang sehat, shaleh
pelanjut perjuangan dakwah Rasulullah shallAllohu ‘alaihi wa sallam.
Kalau
kalian merasa cerita ini manfaat, silahkan dibagikan ke banyak orang, agar
menjadi pahala jariyah yang terus mengalir.
Alhamdulillah
Wallohu
a’lam
Banyumas,
19 September 2019
Ummu
Abdurrahman
Posting Komentar
Posting Komentar