Kalender Hijriyah

Perjalanan ke Pantai Jetis Jawa Tengah

Posting Komentar
Perjalanan ke Pantai Jetis Jawa Tengah

Bismillah
Allohumma Shalli ala Muhammad, Amma ba’d

Assalamualaikum?
Ini cerita tentang perjalanan aku, Abi, dan mujahid kecil kami Abdurrahman ke pantai Jetis Jawa Tengah.

Hari Ahad 15 September 2019 kami melakukan perjalanan ke tempat rekreasi. Biasanya setiap Sabtu dan Ahad kami pergi ke rumah eyangnya Abdurrahman. Hanya saja hari sabtu abinya baru saja menjadi panitia lomba di sekolahnya sehingga begitu lelah sekali untuk berpergian jauh, sedangkan perjalanan Banyumas-Kebumen sekitar 2 jam. Sehingga untuk Ahad ini kami pergi ke pantai saja. Niatnya karena ingin mengajak Abdurrahman agar bisa menginjak pasir dan bertafakur atas kekuasaan-Nya. Aku sangat penasaran dengan ekpresinya pertama kali saat menginjak pasir. Sebab kata sepupuku anaknya menangis ketika menginjak pasir.
Pagi hari pukul 7.00 kami mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa. Begitulah ketika sudah punya bayi, bawaan jadi satu tas penuh. Tidak seperti waktu belum punya bayi tas selempang saja sudah cukup karena hanya membawa dompet. Pertama-tama mempersiapkan segala perlengkapan  Abdurrahman dari diapers, baju, selimut, gendongan, minyak telon, minyak wangi, kaos kaki, sepatu, topi, tissue basah, tissue kering dan perlak. Kemudian kami membawa bekal nasi putih.
Persiapan yang kami lakukan sekitar 1 jam. Pukul 8.00 kami berangkat dengan mengendarai sepeda motor. Perjalanan ke pantai sekitar 30menit - 1jam. Kami pergi ke pantai Jetis di kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Perjalanan kami sangat menyenangkan sepanjang perjalanan terhampar sawah-sawah yang sangat luas.
Akhirnya kami sampai di Pantai Jetis. Saat datang aku sedikit kecewa karena ternyata airnya kotor berwarna coklat dan hari itu angin sedang sangat kencang airnya pun pasang. Bahkan saat kami duduk di saung jajanan airnya sampai membasahi kaki kami. Karena air lautnya benar-benar sedang pasang sekali. Abinya langsung mencoba menurunkan Abdurrahman dari pangkuan agar ia bisa merasakan kasarnya pasir. Saat ia diturunkan expresinya biasa saja, tidak ada rasa takut atau tidak suka. Tapi ketika abinya coba memasukkan kakinya ke air ia langsung menangis, karena memang airnya seperti air es sangat dingin sekali. Akhirnya abinya kembali menggendongnya.

(Suasana Pantai Jetis)
(Pertama kalinya kaki Abdurrahman menginjak pasir)
Di saung jajanan abinya ingin menggendong  menggunakan gendongan kesayangan kami jenis strechy wrap. Aku bersiap melilit-lilit untuk memasangkannya. Beberapa orang melihat saat aku nge-wrap. Mungkin mereka masih asing dengan gendongan jenis ini. 
Setelah selesai nge-wrap abinya mengajak Abdurrahman berjalan-jalan sambil main air. Ia terlihat excited karena angin yang berhembus sangat kencang beserta suara desiran ombak. Aku mengambil foto Abi dan Abdurrahman untuk mengabadikan momen-momen di pantai. Selesai  foto-foto kami kembali ke saung kemudian pesan pecel dan tempe mendoan hangat. Nikmatnya pecel + tempe mendoan hangat + mendengar suara desiran ombak beserta angin kencang. MashaAllah tabarakallah.
(Abi dan Abdurrahman menikmati pemandangan pantai)
Saat makan pecel ada bau yang asing untukku. Seperti bau-bau bunga yang aneh. Saat aku bertanya sama Abi memang ternyata pecel disini diberi potongan kelopak bunga tapi aku belum tahu bunga apa itu. Rasanya jadi super aneh karena bunga itu. Saat dibayar semuanya hanya 13 ribu saja. Murah sekali dengan porsi pecel yang cukup mengenyangkan. Setelah selesai makan kami menyusuri jalan di pantai sambil menikmati angin dan foto-foto lagi.
Abdurrahman sangat menikmati perjalanannya dan ia anteng dengan teether pisangnya, terlihat nyaman digendong abinya. Sampailah kami di ujung jalan, kami hamparkan perlak untuk menaruh Abdurrahman agar ia bisa tiduran. Kami mengambil foto-foto Abdurrahman. Angin tambah kencang dan Abdurrahman sudah mulai rewel karena mungkin kedinginan. Jadi dengan berat hati kami harus kembali pulang ke rumah. 
Sebelum  pulang kami mencari pasar ikan. Karena abinya bilang ia pernah diajak bibinya belanja ikan di pasar tersebut. Alhamdulillah tidak lama setelah bertanya sana sini kami menemukan pasarnya. Aku saja yang masuk pasar, Abdurrahman sama abinya melihat perahu-perahu. Setelah sampai pasar mashaAllah macam-macam ikan, seafood ada disana dan sangat segar sekali. Ada ikan salmon, tuna, kembung, udang, cumi dan masih banyak lagi. Senangnya bisa dijadikan referensi untuk persiapan MPASI Abdurrahman nanti, inshaAllah.
Hari sudah semakin siang saatnya kembali ke rumah. Akhirnya kami pulang dengan hati senang. Mengajak Abdurrahman ke pantai menjadi salah satu cara kami untuk mengenalkan dan mengajarkannya tentang kekuasaan Allah yang luar biasa. Bertafakur atas segala nikmat Allah agar selalu bersyukur sesuai dengan ayat al Quran dibawah ini.

إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَاوَاتِ وَٱلأَرْضِ وَٱخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ  . الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Ali Imran: 190-191)
Sekian ceritaku tentang perjalanan kami ke pantai Jetis Jawa Tengah. Semoga bisa diambil hikmahnya, InshaAllah.
MashaAllah tabarakallah...

Alhamdulillah
Wallohu a’lam
Banyumas, 2 Oktober 2019
Ummu Abdurrahman

Related Posts

Posting Komentar