Kalender Hijriyah

Suka-duka Kehamilan dan Kelahiran Anak Kedua

Posting Komentar
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum..
11 Desember 2020. Hari itu sudah ada kecurigaan bahwa aku hamil lagi karena sudah telat haid 1 pekan. Bulan sebelumnya adalah haid pertama dan terakhir ternyata setelah hampir 2 taun aku tidak haid setelah nifas.

Kaget, bingung bercampur jadi satu karena memang ini di luar rencana. Melihat anak pertama ku masih umur 21 bulan. Belum saatnya ia lepas nyusu tapi aku harus hamil lagi. Tapi inilah yang dinamakan qadarullah (takdir Allah) yang mungkin sudah tertulis 500 bahkan 1000 taun yang lalu di lauhul mahfudz. Beberapa orang bilang ini yang dinamakan kebobolan. INI BUKAN KEBOBOLAN TAPI TAKDIR. Tidak mungkin Allah memberikan sesuatu itu tanpa rencana yang indah didalamnya. Alhamdulilah kami senang dengan amanahmu lagi ya Allah.

5 maret 2021, alhamdulilah setelah di usg ada kantung janinnya. Dan sudah terdapat bakal janin disana. MashaAllah..

Kehamilan kedua ini memang banyak tantangannya buatku, karena anak pertama ku yang masih butuh kasih sayang penuh. Dan pr-pr ku yang masih menumpuk untuk diselesaikan. Pr menyapih dan pr toilet training. Kedua hal itu yang memberikan kekhawatiran terbesar dalam hati. Tapi alhamdulilah ternyata aku sudah melewatinya. Abdurrahman dengan mudah disapih dan sekarang ia sedang menuju proses penyelesaian dalam toilet training. InshaAllah semuanya memang Allah yang memampukan.

Hari itu Jumat, 24 September 2021 aku, abinya dan anak pertamaku mau tidur siang. Kami sudah berada di kasur bertiga. Abinya tidur di ujung sebelah kiri, aku di ujung sebelah kanan, dan anak pertamaku di tengah. Hari itu menunjukkan pukul 11.30. Aku yang sedang proses menidurkan anak pertamaku, tiba-tiba saat aku mau tidur dengan posisi miring ke kiri ada air yang keluar dari jalan lahir yang tidak bisa tertahankan. Rasanya seperti ingin kencing tapi ini warnanya bening dan tidak berbau sama sekali. Aku sudah tahu ini pasti air ketuban. Karena satu hari sebelumnya aku USG dan dokter memberikan ku secercah kertas kecil. Disana bertuliskan :
Yang perlu diwaspadai pada bayi lilitan tali pusat
• Ketuban pecah sebelum waktu bersalin, tidak segera diikuti tanda-tanda persalinan
• persalinan memanjang, pembukaan lambat
• persalinan mundur dari jadwal perkiraan lahir
• batas akhir persalinan (41 Minggu 25-09-2021) 
(Secercah kertas kecil yang dokter berikan)

Hasil USG ini menunjukkan bayiku terdapat 1 lilitan tali pusat di leher. Ini yang menyebabkan aku melahirkan lewat dari hpl cukup jauh. Hpl 17 September bayiku lahir 24 September. Tepat 40minggu 6hari.
(Hasil pemeriksaan dokter hari Kamis, 23 September 2021)

Aku mengalami pecah ketuban tanpa ada rasa kontraksi. Saat itu air terus mengalir dari jalan lahir. Segera aku bangunkan suami yang sudah tertidur. Kami bersiap-siap dan segera pergi ke rumah sakit. Sesampainya di RS, detak jantung janin di cek oleh bidan selama 15 menit. Saat pengecekan air ketubanku masih terus rembes. Setelah cek djj aku langsung dibawa ke ruang bersalin. Dari jam 12.00 - 18.00 aku menunggu rasa mules tapi tidak ada tanda-tanda mules sama sekali, aku sudah di vt (vaginal toucher) sebanyak 2x dan baru pembukaan dua. Padahal sudah 7 jam. Pembukaan stuck di 2. 

Bidan bilang aku dan suami harus mengambil keputusan untuk di induksi agar bisa merangsang kontraksi. Akhirnya suami setuju dan menandatangi surat bahwa menyetujui dilakukan tindakan induksi. 

Jam 18.45 obat mulai dimasukkan dari infus. Metode ini menggunakan hormon oksitosin, yaitu hormon sintetis pemicu kontraksi rahim, yang dimasukkan melalui pembuluh darah. Sampai jam 20.00 belum ada tanda tanda kontraksi. Akhirnya bidan mempercepat tetesan infusnya. Jam 20.30 mulai terasa gelombang cinta itu. Begitu intens dengan jeda yang sangat sedikit. Kontraksi 1.30 menit jeda 2.00 menit. MashaAllah kunikmati rasa sakit itu dengan bershalawat, beristigfar, dan membaca Lā haula wa lā quwwata illā billāh. Pesan dari mamaku jangan lupa shalawatan terus katanya. Rasa sakit itu semakin terasa, kugenggam sangat erat tangan suamiku "sakit Biiii, sakit biiii, gak kuat". Rasa sakit itu semakin semakin terasa. Dan puncaknya saat jam 22.30, ada rasa ingin mengejan. Segera suamiku memanggil bidan. Dan di cek Alhamdulillah ternyata sudah bukaan lengkap. Bidan mempersiapkan semuanya dan aku masih menahan rasa ingin mengejan itu. Akhirnya setelah 4x mengejan kemudian aku merasa ada sesuatu yang bidan gunting dari jalan lahir. Ya aku di episiotomi. Alhamdulillah akhirnya lahirlah anak keduaku dengan persalinan normal pervaginam. 
(Track Record Kontraksi karena Induksi)

Perjuangan yang berbeda, rasa yang berbeda, momen yang berbeda. Aku merasakan perbedaan yang jauh antara melahirkan anak pertama dan anak keduaku. Keduanya mempunyai cerita yang unik dan istimewa. Tapi menurutku persalinan kali ini memang butuh perjuangan lebih. Aku udah lega sekarang ia sudah lahir dan ternyata jenis kelaminnya perempuan. Karena selama 9x USG aku tidak tahu jenis kelaminnya. Betul-betul surprise. 
(Tersenyum sumringah bersama Suami, lega rasanya)

Kami memberinya nama "Aisyah" agar ia kelak akan secerdas istri Rasulullah. MashaAllah.. tabarakallah.. 

Dan yang terakhir kuucapkan Jazakillah khayr kepada mamaku yang sudah selalu mendoakan ku dimanapun aku berada. Jazakillah khayr suamiku yang selalu ada untukku, mendampingiku dengan sabar saat proses ini. Jazakillah khayr teh Agi yang selalu siap ditanya dan dijadikan tempat curhat kala sedang galau²nya karena bayi yang belum lahir², sepupuku, teman-temanku dan semua yang sudah mendoakan proses persalinan ini.

Inilah kisah Suka-duka Kehamilan dan kelahiran anak keduaku. Semoga bisa diambil hikmahnya. Aamiin ya rabbal alamin Barakallahu fikum.

Ummu Abdurrahman
Selasa, 28 September 2021

Related Posts

Posting Komentar